Senin, 07 Maret 2011

sistematis bahasa

Bahasa memiliki sifat sistematis, yang berarti dalam bahasa itu terdapat aturan-aturan atau kaidah. Beroperasinya bahasa selalu terikat dengan aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang berlaku. Karena itu pula bahasa dapat dikatakan terartur.
Sifat sistematis itu pula dapat diartikan bahwa sejumah satuan bahasa yang terbatas hanya dapat bekombinasi dalam sejumlah cara yang terbatas. Sistem yang berlaku dalam bahasa bukanlah sistem yang sederhana. Di dalam sistem itu terdapat sub-sistem. Berdasarkan tataranya, sub-sistem itu mencakup subsistembunyi dan subsistem gramatikal. Setiap bahasa memiliki stuktur ganda (dual structure) yang berarti bahwa dalam semua bahsa manusia terdapat dua tataran struktur kerelasian yang sistematis. Dengan kata lain, setiap bahasa terdiri dua subsistem. Subsistem yang pertama adalah subsistem satuan-satuan yang bermakana. Subsistem kedua adalah subsistem bunyi yang tidak mengandung makan, tetapi bunyi-bunyi itu membentuk satuan-satuan yang bermakna. Bahasa merupakan sistem bunyi yang berhubungan dengan sistem makna. Sistem bahasa tidak dapat dipenggal sepotong-potong. Bahasa memiliki sistem yang terstruktur dan terurut.
Salah satu subsistem bermakna adalah semantik. Semantik, yang diadaptasi dari istilah bahasa Inggris semantics merupakan salah satu subdisiplin kajian bahasa yang mengkaji makna. Makna itu merupakan unsur bahasa yang tidak trpisah dari tanda. Makna merupakan unsur yang ditandai dalam tanda bahasa itu. Hubungan antara makna sebagai unsur tertanda dan penandanya bersifat arbitar.
Komponen bahasa yang meliputi fona, silaba, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana mempunyai tanda dan makna sesuai dengan kapasitas masing-masing. Makna yang berupa tanda terdapat dengan jelas pada tataran kata hingga yang paling kompleks pada wacana. Wacana muncul dalam konteks yang semua elemen bahasa tercakup dalam wacana.
Semantik merupakan salah satu cabang yang cukup kompleks. Dikatakan demikian karena makna sebagai objek kajian di samping sifatnya yang abstrak juga menyangkut proses mental-psikologis dan tingkah laku.